Wednesday, November 27, 2019

Jarak

28 November 2019, kita berantem lagi. Entah keberapa kita selalu mendebatkan masalah yang sama, tapi lebih tepatnya bukan kita tapi aku. Aku sadar, aku yang salah disini, aku yang egois, aku yang tak mengerti akan aktivitas dia, mengerti akan kondisi dia disana. Hanya menuntut dia, untuk bisa menjadi pria idamanku. Egois kan?

Maaf mas, aku cuma ingin kehadiranku selalu kamu nanti, aku ingin tau rasanya dicari-cari sama kamu, aku ingin tau rasanya dirindukan olehmu. Salahkah mas? selama ini, saat kita pacaran, hanya aku yang khawatir, hanya aku yang rindu, hanya aku yang selalu spam chat spam telfon, agar kamu mengabariku, tapi kamu, jarang, bahkan tak pernah. Aku ingin rasanya diperhatikan lebih olehmu, selalu bilang i love you too setiap aku bilang i love you, selalu bilang i miss you too saat aku rindu, bukan sekedar jawaban "sama". Ingin rasanya sesekali kamu tunjukkan pada dunia, bahwa kamu bangga dan bahagia mempunyaiku. Tapi aku selalu merengek dulu agar bisa kamu lakukan hal itu. Seperti pengemis perhatianmu kan? hehe

Mas, aku tau ini hanya sementara, tapi ini terlalu sulit aku jalani sendirian. Aku tau kamu sayang sama aku, tapi bisahkah selama kita terpisah oleh jarak kamu tunjukkan rasa sayangmu padaku? aku tau aku egois, meminta semua yang aku mau darimu, tapi aku hanya ingin perhatianmu mas. Please jangan cuek, jangan keterlaluan cuekmu. Aku engga bisa.

Teruntuk Mas Yon, calon imamku. Aku harap kamu bisa berubah, bisa paham akan mauku, bagaimana rasanya jadi aku.

No comments: